DEFINISI KEPENDUDUKAN
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan
distribusi pendudukan, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu
akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat
merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
criteria pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
DATA DAN METODE
Ada dua macam pengumpulan data.
·
Metode langsung. Data berasal dari
statistik yang mencatat seluruh kelahiran dan kematian, dan perubahan status
secara sah seperti perkawinan, perceraian, dan migrasi.
Metode tidak langsung. Digunakan saat data utuh tidak
tersedia, misalnya pada negara berkembang dan demografi masa lampau. (
www.wikipedia.com)
DEFINISI PENDUDUK
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. (
www.bps.go.id)
DATA STATISTIK INDONESIA
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
Hasil
proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima
tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi
273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.). walaupun demikian, pertumbuhan rata –
rata pertahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan
kecenderungan terus menurun. Dalam decade 1990-2000, penduduk Indonesia
bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode
2000-2025 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen. Turunnya
laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian,
namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena
kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada
awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi,
sedangkan Crude Death Birth (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun
waktu yang sama.
Salah satu
cirri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak
merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tingggal di Pulau
Jawa, padahal luas pulai itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah
daratan Indonesia. Namun, secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang
tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000
menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaiknya peresentase penduduk yang
tinggal di pulau-pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik 20,7 persen
menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada
periode yang sama. Selain pertumbuhan yang alami di pulau – pulau tersebut memang
lebih tinggi dari pertumbuhan alami Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai
menyebar ke pulau – pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel
3.1).
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan
bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila dibandingkan
dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan
penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun
dengan tajam. Sebagai contoh, provinsi – provinsi yang laju pertumbuhan
penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode
sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara,
provinsi yang laju pertumbhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen
dibandingkan periode sebelumnya adalah lampung, kep. Bangka Belitung, DKI
Jakarta dan Maluku Utara.
Table 3.2
memperlihatkan dua provinsi dengan rata – rata laju pertumbuhan penduduk minus
yaitu Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat
dari asumsi migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama
periode proyeksi dianggap sama dengan pola mirasi 1995-2000, terutama untuk
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode
1995-2000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi –
provinsi pengirim migrant lainnya.
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan
Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi
|
2000-2005
|
2005-2010
|
2010-2015
|
2015-2020
|
2020-2025
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
11. NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
|
0.55
|
0.37
|
0.26
|
0.14
|
-0.00
|
12. SUMATERA
UTARA
|
1.35
|
1.20
|
1.05
|
0.88
|
0.69
|
13. SUMATERA
BARAT
|
0.71
|
0.60
|
0.69
|
0.39
|
0.25
|
14. RIAU
|
4.30
|
4.11
|
3.79
|
3.51
|
3.29
|
15. JAMBI
|
2.00
|
1.85
|
1.68
|
1.50
|
1.30
|
16. SUMATERA
SELATAN
|
1.70
|
1.58
|
1.42
|
1.32
|
1.18
|
17. BENGKULU
|
2.13
|
1.99
|
1.85
|
1.69
|
1.51
|
18. LAMPUNG
|
1.61
|
1.47
|
1.33
|
1.17
|
0.99
|
19. KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
|
1.54
|
1.46
|
1.34
|
1.17
|
0.95
|
31. DKI
JAKARTA
|
0.80
|
0.64
|
0.41
|
0.20
|
-0.01
|
32. JAWA
BARAT
|
1.81
|
1.73
|
1.60
|
1.45
|
1.27
|
33. JAWA
TENGAH
|
0.42
|
0.35
|
0.26
|
0.16
|
0.01
|
34. D I
YOGYAKARTA
|
1.00
|
0.95
|
0.81
|
0.63
|
0.44
|
35. JAWA
TIMUR
|
0.45
|
0.40
|
0.31
|
0.19
|
0.01
|
36. BANTEN
|
2.83
|
2.75
|
2.63
|
2.47
|
2.27
|
51. B A L I
|
1.41
|
1.26
|
1.07
|
0.91
|
0.77
|
52. NUSA
TENGGARA BARAT
|
1.67
|
1.54
|
1.41
|
1.26
|
1.11
|
53. NUSA
TENGGARA TIMUR
|
1.54
|
1.37
|
1.23
|
1.09
|
0.94
|
61.
KALIMANTAN BARAT
|
1.82
|
1.66
|
1.51
|
1.33
|
1.12
|
62.
KALIMANTAN TENGAH
|
2.87
|
2.68
|
2.48
|
2.28
|
2.04
|
63.
KALIMANTAN SELATAN
|
1.66
|
1.57
|
1.47
|
1.32
|
1.14
|
64.
KALIMANTAN TIMUR
|
2.77
|
2.57
|
2.37
|
2.18
|
1.95
|
71. SULAWESI
UTARA
|
1.37
|
1.23
|
1.08
|
0.93
|
0.77
|
72. SULAWESI
TENGAH
|
2.01
|
1.89
|
1.78
|
1.66
|
1.49
|
73. SULAWESI
SELATAN
|
1.08
|
1.00
|
0.91
|
0.79
|
0.63
|
74.
SULAWESI TENGGARA
|
2.76
|
2.53
|
2.33
|
2.14
|
1.94
|
75.
GORONTALO
|
0.91
|
0.78
|
0.67
|
0.53
|
0.35
|
81.
M A L U K U
|
1.66
|
1.58
|
1.54
|
1.46
|
1.34
|
82.
MALUKU UTARA
|
1.78
|
1.72
|
1.66
|
1.53
|
1.37
|
94.
PAPUA
|
2.61
|
2.29
|
2.04
|
1.80
|
1.54
|
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Adapun masalah – masalah kependudukan yan dialaim oleh
Indonesia antara lain :
A. Demografis
1. Besarnya
Jumlah Penduduk (Over Population)
Penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah
berturut – turut China, India, Amerika Serikat dan Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id) .
dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus
tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Sumber: bps.go.id
Akan tetapi, permasalahan
kependudukan dengan jumlah penduduk yang besar menajdi sebuah mesala yang tidak
dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konflik.
Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Adanya tekanan penduduk
terhadap daya lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk
membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain
terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalahan lingkungan seperti halnya
sebagai daerah aliran sugai, daerah resapan air, pertania, penyediaan sumber
daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu
mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Penyediaan alapangan kerja juga merupakan masalah dengan jumlah penduduk
yang terlalu besar. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk bekerja dan
mencari nafkah. Namun, penyedia lapangan pekerjaan sangatlah minim. Yang
menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap
pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan.
Hal ini menyebabkan masalah baru yitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran
tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga Negara memiliki tanggungan
yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan
tingkat kemiskinan menjaid tinggi.
2. Tingginya
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk
semakin meningkat. Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar juga
jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan
Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan
baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas – fasilitas
umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju
pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncil program KB dan kini
ditangani oleh BKKBN.
Sumber
: bps.go.id
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan
penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi terlalu tinggi
daripada tahun sebelumnya. Namun alangkah baiknya apabila persentase
pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam
pengelompokkan Negara-negara, Negara-negara maju selalu memiliki angka pertumbuhan
penduduk dibawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang
tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun merupakan
langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia. Apaia
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya
manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak
negative bagi kelangsingan umat manusia Indonesia. Oleh karena itu, usaha untuk
menekan laju pertumbuhan sangatlah
penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh
masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan,
dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
3. Perseberan
Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan
dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarka sensus
penduduk dan survey pendudukk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi
yang satu dengan provinsi yang lain tidak merat.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk :
1) Kesuburan
tanah
2) Iklim
3) Topografi
4) Sumber
air
5) Transportasi
6) Fasilitas
dan pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. Non
Demografis bersifat Kualitatif
1. pendidikan
Yang Rendah
kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia
masih terbatas 9 tahun sementara Negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari
12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun
belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia
yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human
Development Indeks) tahun 2011 pun rata – rata pendidikan bangsa Indonesia
masih pada angka 5,8 tahun. Dari sini pun terlihat bagaimana tingkat pendidikan
di Indonesia.
Aan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indicator
untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu Negara. Kualitas SDM berhubungan
dengan produktivitas kerja.
Terdapat angka yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi
berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menunjukkan bahwa pendidikan setara SMA belum
cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini
masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika
pendidikan hanya sebatas ini.
Sumber : bps.go.id
Tingkat
pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan sehingga
pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.