1. Pengertian
Aborsi
Gugur kandungan atau
aborsi (bahasaLatin: abortus) adalah
berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Dalam ilmu
kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:
-
Spontaneous
abortion: gugur
kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
-
Induced
abortion atau procured
abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya
adalah:
·
Therapeutic
abortion:
pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan
jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
·
Eugenic
abortion:
pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
·
Elective
abortion:
pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam
bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan
untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan
untuk induced abortion.
2. Penyebab abortus
Karakteristik
ibu hamil dengan abortus yaitu:
1) Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda
seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada
umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk
menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang
dilakukan oleh tenaga nonprofesional dapat menimbulkan akibat samping yang
serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi
karena mereka belum matured dan mereka belum memiliki sistem
transfer plasenta seefisien wanita dewasa.
Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka
telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai
menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterine.
2) Jarak hamil dan bersalin terlalu
dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat
persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan
anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami
peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk
karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
3) Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.
Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan
keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak
direncanakan.
4) Riwayat Kehamilan yang lalu
Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus
lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn
Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro,
2007).
Maternal
Penyebab dari
segi Maternal
Penyebab secara
umum:
·
Infeksi akut
1) Sifilis, biasanya
menyebabkan abortus pada trimester kedua.
3) Keracunan,
misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4) Penyakit kronis, misalnya:
a. hipertensi
b. nephritis
c. diabetes
d. anemia berat
Penyebab dari
segi Janin:
·
Kematian janin akibat kelainan bawaan.